Rabu, 04 Agustus 2010

Undang-undang putus

Yakin dulu dong!

Anda bilang putus duluan. Ia menangis. Anda menghiburnya. Ia pergi. Anda lega. Selama dua bulan dia memohon Anda untuk kembali. Anda menolak. Ia menyerah.Kemudian Anda berpapasan dengannya dan pacar barunya lalu menyadari, Anda tidak benar-benar ingin putus.

Saat mengambil keputusan, yakinlah bahwa ini sungguh-sungguh akhirnya, bukan awal dari sebuah hubungan yang lebih buruk. Perasaan Anda akan naik turun, tapi ingat kembali semua pemikiran yang mendasari. Bagaimanapun juga, menangis memohon-mohon tidaklah terlihat terlalu keren.

Berhenti berharap
Anda mungkin berpikir Anda masih bisa bersahabat, tapi itu bukan pilihan Anda. Jangan salahkan dia jika menunjukkan sikap lebih 'serius' terhadap berita Anda.

Akhiri sebelum berakhir
Tapi jika Anda sudah yakin, lakukanlah! Sebuah hubungan buruk yang berkepanjangan hanya akan berbuah rasa benci, terluka, depresi dan mengundang selingkuh. Lebih cepat Anda mengakhirinya, lebih cepat juga ia bisa melanjutkan hidup.

Ingat, cinta..cinta...
...atau suka...banget! Atau setidaknya ingat segala keuntungan berhubungan dengannya. Apapun itu, ingatlah Anda pernah berbagi hidup dengannya, dan ia berhak diperlakukan baik. Maka Anda tidak akan putus dengan sms, email atau dengan status Facebook.

Putus hingga tuntas
Tergantung berapa lama hubungan Anda berjalan, dan berapa spesialnya untuk pasangan, Anda mungkin harus berhadapan dengan perbincangan putus beberapa kali lagi. Ia mungkin butuh waktu untuk beradaptasi, tapi Anda juga butuh waktu untuk melanjutkan hidup! Tentukan masa di mana Anda merasa sudah cukup waktunya bicara dan putus sesungguhnya dimulai.

Siapkan 'pertempuran'
Cari tempat yang AMAN. Itu berarti, jangan di restoran jika Anda tidak mau dilempar pizza, minum atau garpu. Jangan dekat barang pecah belah, atau beberapa gadget kesayangan Anda akan remuk. Dan jangan beri tanda Anda mau bicara serius lebih dari beberapa jam.

Tapi yang paling penting, bersiaplah untuk pertempuran itu. Anda mencampakkan dia, jadi Anda berutang kesempatannya untuk menangis, berteriak atau menyerang...

Err..Uuhh...Humm...
Persiapkan apa yang harus Anda katakan sebelum bicara. Anda memang harus memberi alasan untuk putus, tapi tidak perlu berputar-putar sampai alasan tak terutarakan. Jika perlu, karang sebuah alasan yang baik. Yang dimaksud baik berarti bukan 'saya sudah punya pacar baru!'

Salah SAYA
Bahkan jika Anda merasa ia sepenuhnya wajib disalahkan, saling tunjuk tidak akan membantu siapapun saat ini. Nyatakan alasan Anda dengan tenang, ulangi, dan bersabar dalam konfrontasi. Gunakan kata-kata halus (meski itu bukan maksud Anda sebenarnya). Tapi jangan maju mundur. Baik, tapi tetap putus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar