Senin, 27 April 2009

Jalan Dengan Keong

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata, "Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga!"

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap

Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati....


Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He/she's here and with me for a reason"

Rabu, 08 April 2009

'Coz by Faith

17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,

18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."

19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.


Karena Iman maka............

Ada sebuah hukum sebab akibat di dalamnya. Disebabkan oleh iman,Maka Abraham bertindak Mempersembahkan

Rela…….

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Penulis kitab ibrani memulai otobiografi singkat beberapa orang dengan suatu diskripsi atau gambaran tentang iman

Kamus besar bahasa Indonesia mengkaitkan iman dengan kata percaya

Kata percaya selalu mengakaitkan seseorang (sebagai orang pertama) dengan sesuatu (benda atau situasi atau pribadi)

Tetapi jenis iman yang di dalam ibrani adalah jenis keyakinan kepada Allah, bukan kepada diri sendiri

Ah..kalau saya punya anak satu berarti saya bisa punya anak yang ke-dua dan selajutnya

Satu anak, ngak masalah..kan masih bisa “bikin” lagi.

Jenis inilah yang paling berbahaya, tidak kentara, tetapi kalau kita runtut….wah jenis iman yang berpusat pada diri. Sentrisnya bukan kepada KUASA ALLAH tetapi lebih kepada KUASA AKU…(New Age movement)..berusaha menggantikan subyek Allah dengan AKU secara pribadi.

Berusaha menghilangkan eksistensi Allah dari suatu tatanan masayarakat dan kehidupan

Keberadaan gereja baik secara umum maupun khusus mengajarkan, mewartakan, mengingatkan bahwa ONLY THROUGH JESUS…we can

Tatkala ia dicobai

Kata tatkala menunjukkan suatu waktu atau “masa”

Berarti setiap daripada kita ada waktunya atau ada masanya

Semua orang pasti akan dan pernah masuk dalam fase ini

Kita seperti dalam antrian, ada waktunya kita akan masuk ke tempat yang kita tuju.

Abraham bapa orang percaya, dan kita adalah ahli warisnya (keturunan)

Kalau Abraham saja dan Yesus dicobai, apalagi kita (1 kor. 10:13) PASTI

Semua orang dicobai atau di uji sesuai dengan paket mereka masing-masing

(sesuai dengan dignity dan destiny, Karakter dan Tujuan hidup mereka)

Ia

Ia mengindikasikan orang tunggal tidak lebih dari Satu

Tidak ada istilah massal, pada waktu kita masuk dalam prosesnya Allah

Proses yang kita hadapi unik, karena di desain khusus buat kita

Paket yang dihadapi oleh Abraham adalah Ishak

Ishak

Anak adalah suatu symbol status social dan berkat Allah

Seseorang yang tidak memiliki anak dianggap dalam kehidupannya sedang ada di bawah kutuk Allah (unfruitful)

Ishak adalah sesuatu yang penting, ini adalah tanda Allah menyertai Abraham (menunjukkan bahwa keluarganya ada dalam garis berkat

Ishak adalah penentu masa depan keluarga Abraham (penerus keluarga)

Ishak adalah tumpuan harapan Abraham

Apa yang sedang mewakili ishak dalam kehidupan kita, yang hari-hari ini sedang Allah minta persembahkan kepadanya….???

Mempersembahkan (The Value of lordship)

Dari akar kata sembah;

Pernyataan hormat dan khidmat (dinyatakan dengan cara menangkupkan kedua belah tangan atau menyusun jari sepuluh lalu mengangkatnya hingga ke bawah dagu atau dengan menyentuhan ibu jari)

Kata atau perkataan yang ditujukan kepada orang yang dimuliakan

Kata ini mengandung suatu tindakan yang dilakukan dengan sadar

Tindakan yang dilakukan oleh orang pertamma secara live…..

Allah kita memang Allah yang Maha Kuasa, pencipta dan pemilik dari kehidupan

Kita adalah milikNya, Dia punya hak atas kehidupan kita

Tetapi

Dia menghormati dan menghargai kita sebagai seorang individu, pribadi yang berharga

Dia mengajarkan kepada kita suatu etiket

ETIKET adalah tatacara (adat sopan santun) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik anatar sesama manusia

Kalau Allah menghargai seorang pribadi atau mahkluk yang tidak sepadan status sosialnya, berdosa, penghianat, lemah…seharusnya kita juga….apalagi kita yang terpanggil sebagai hambaNya

Yang mana kita adalah cerminan Kristus

Kingdom mentality – Boldness part 3

Daud tidak berhenti hanya menciptakan kemenangan dalam pikiran dan perkataan, ia mau itu menjadi nyata. Ia mengkombinasikan antara pikiran ilahi + perkataan ilahi+melakukan tindakan ilahi = mengalami tindakan ilahi.

Dicatat bahwa ketika orang filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari (ran quickly) ke barisan musuh untuk menemui orang filistin itu.

Ini adalah saat-saat yang menetukan….melakukan tindakan ilahi.

Pada waktu Petrus, berkata dan meminta ijin kepad Tuhan untuk berjalan di atas air, ia memiliki firman…dan ia berjalan…pada waktu ia taat…mukjizat terjadi, kemustahilan menjadi mungkin…imposible is nothing.

Ketaatan membuka tingkap-tingkap berkat terbuka atas kita. Karena kita setuju dengan Firman, karena kita berjalan dengan Firman, karena Firman yang berjalan di depan kita, karena kita terlindungi, terbungkus oleh Firman.

Letak persoalanannya bukan pada waktu kita di dalam gedung gereja atau di dalam sebuah persekutuan. Tetapi kehidupan yang nyata sedang menanti kita di luar sana. Memiliki pikiran ilahi itu baik, tetapi tidak cukup.

Memiliki perkataan ilahi itu baik, tetapi tidak cukup

Kita harus mengkombinasikannya dengan tindakan iman/ilahi. Sebab pada hakekatnya iman tanpa perbuatan adalah kosong atau mati.

Letak persoalannya adalah …..apakah kita mau menghidupi firman atau tidak, apakah kita mau menghidupi pikiran dan perkataan Allah yang telah Allah taruh dalam kehidupan kita atau tidak?

Di catat bahwa, Daud….ran (berlari)…quickly (dengan bersegera, cepat)….tidak dicatat bahwa Daud menunggu, atau jalan…tetapi berlari dengan bersegera. Ini merupakan gambaran iman Daud. Tidak ada keragu-raguan di dalam kehidupan daud.

Ia terlalu yakin dan percaya dengan janji Allah.

Bagaimana dengan kita, kerapkali janji Allah atau perkataan Allah sering kita ragukan kebenarannnya..mentalitas MOSOK SIE…IYO TA…(artinya apakah iya…bahasa jawa)

…..bro en sist. Kebiasaan itu ngak Kingdom bangetz….jelas banget Tuhan Yesus ngomong bahwa mentalitas itu semacam yang akan menghimpit pertumbuhan benih firman.

Mari kita persembahkan pikiran kita untuk selalu di renewing, menjaga setiap perkataan kita dengan sebuah pemikiran yang benar (perkataan kita mengandung kuasa) dan hidupi firman itu. maka kita akan mengalami TINDAKAN ILAHI

Selamat menikmati Firman

Kingdom mentality – Boldness part 2

Siapa suka menggemakan lidah akan memakan buahnya. Dalam kerajaan Allah, kita mendapatkan kebenaran bahwa perkataan anak-anak Raja membawa dampak. Hal inilah yang disadari oleh Daud. Pada jaman kerajaan-kerajaan dahulu, titah raja yang dibacakan oleh seseorang memiliki kualitas yang sama dengan suara raja secara langsung. Apabila kita aplikasikan dalam kehidupan kita, apabila kehidupan dan perkataan kita selaras dengan Firman, maka baik hidup maupun perkataan kita sangatlah berkuasa. Dia tahu memiliki otoritas yang diberikan dari atas atas dasar perjanjian Allah (bangsa filistin/Kanaan menjadi hamba).

Mari saya perjelas keadaannya. Bangsa Israel memilih untuk menjadi hamba ketakutan, bukan karena Goliat, tetapi oleh karena keputusan mereka sendiri. Bahkan pikiran + perkataan mereka diwarnai dengan suasana ketakutan. “bangsa musuh akan mengalahkan kita, goliath akan membunuh kita, kita akan menjadi hamba mereka”. Mereka memberikan kepemimpinan hidup mereka kepada situasi. BRO” en SIST…jangan sekali-kali serahkan kemudi anda kepada situasi….serahkan kepada Yesus…kepada KEBENARAN.

Kerapkali situasi/masalah/tantangan yang memprediksikan masa depan kita….wah..bakalan hancur nieh, gawat nieh,…dll

Ketakutan, kekuatiran, kecemasan, adalah PENASEHAT yg paling buruk untuk kita ajak bertukar pikiran tentang masa depan.

Daud mengembangkan roh yang berbeda (opposite spirit). Bukan situasi yang mempredisikan masa depannya, tetapi dia yang memprediksikan masa depan dari tantangan itu.

Ia berkata “ dan orang filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama dengan salah satu binatang itu…”

Dibalik keberanian perkataannya ini, termuat kebenaran tentang nilai-nilai kerajaan.

Nilai kerajaan yang pertama adalah tentang perjanjian.

Sepanjang perjalanan tokoh-tokoh alkitab, kehidupan mereka tidak terlepas dari sebuah perjanjian. Baik mereka sendiri dengan Allah, atau bapa leluhur mereka dengan Allah. Lewat perjanjian itu mereka menyandarkan masa depan mereka. Perjanjian itu yang menjadi sumber kekuatan mereka untuk melangkah maju. Mereka yakini selama mereka hidup di bawah perjanjian, maka mereka menikmati segala sesuatu yang baik bagi kehidupan mereka. Perjanjian ini bukanlah antara manusia dengan manusia, tetapi antara Allah dengan manusia. Allah yang mengikatkan diri dengan manusia lewat sebuah perjanjian. Allah yang berinisiatif, bukan kita. Kekuatan perjanjian itu berdasarkan essensi Allah. Tidak ada yang dapat membatalkan perjanjian itu.

Daud lewat perkataannya, mengingatkat kepada bangsa Israel, bahwa mereka hidup oleh karena Janji Allah (dari mesir sampai sekarang), lewat perjanjian itu mereka melihat pembelaan, tindakan adikodrati yang menolong menyelamatkan mereka.

Ia melihat goliath adalah orang tidak bersunat (tanda sunat adalah tanda perjanjian). Ia sedang berkata bahwa goliath lemah, ia adalah orang diluar perjanjian.

Nilai kerajaan yang kedua adalah mengenai DOMINION

Allah menciptakan manusia dengan sebuah dominion. Salah satu dominionnya adalah atas kerajaan binatang. Manusia berkuasa (otoritas yang diberikan Allah) atas binatang, bukan sebaliknya. Binatang lebih rendah derajatnya bila dibandingkan dengan manusia. Daud menyamakan goliath dengan binatang. Secara tidak langsung Daud berkata bahwa goliath ada dibawah kakinya.

Kombinasi dua prisip diatas menciptakan perkataan iman. Daud mempredisikan masa depan/tujuan dari tantangan yang dia hadapi. Dia menjadi STORM RIDER.

Goliath bukanlah alat yang membawa kita kepada kematian, malah sebaliknya dengan kuasa Allah, dia akanmembewa kita kepada kemualiaan rencana Allah

Selamat menikmati firman

bersambung

Senin, 06 April 2009

Menghadapi Kehilangan


Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN ?

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The HealingStories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan. Anak anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa.

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran.

Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju.

Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang. Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi? Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".


Renungan :
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

(anonim)

Kamis, 02 April 2009

Kingdom Mentality – Boldness. part 1

Cerita klasik dan heroic yg sering kita dengar adalah cerita Daud mengalahkan Goliat (1 Sam.17:24-50). Ending dari cerita tersebut kita sudah tahu bersama bahwa Daud mampu mengembangkan KINGDOM MENTALITY sehingga dia dapat mengalahkan Goliat. Pertarungan ini bukan hanya milik Daud, tetapi seringkali kita alami dalam kehidupan kita. Apabila kita mau bercermin dari peristiwa itu, maka nilai-nilai kerajaan bisa kita dapatkan dan terapkan dalam kehidupan kita

  1. Miliki Pola Pikir Kerajaan

Goliath bukan saja datang menantang bangsa Israel, tetapi dia berusaha memberikan identitas “Hamba Saul” kepada mereka. Identitas adalah hasil kesimpulan perenungan mengenai siapa diri kita, dan bagaimana kita memandang dunia ini tergantung dengan bagaimana kita memandang diri kita.

Situasi, Kondisi, Permasalahan terkadang datang menawarkan sebuah identitas kepada diri kita (orang gagal, pecundang, lemah, penakut, dll). Salah satu akar dari pohon keberhasilan seseorang adalah GAMBAR DIRI. Cermin (alat yang kita gunakan sebagai kebenaran untuk menunjukkan siapa diri kita) apakah yang kita gunakan untuk melihat diri kita? Yang jelas, the ultimate truth….JESUS (Yoh. 14;6)

Selanjutnya kita melihat, sebutan atau identitas apakah yang berusahan Goliath kenakan kepada bangsa Israel…ia menyapa bangsa Israel dengan HAMBA SAUL.

Waduh…..HAMBA..seseorang yang tidak mempunyai hak untuk menentukan masa depannya (gambaran seseorang yang lemah, IMPOTENCE). Kata selanjutnya adalah SAUL..Saul adalah manusia (gambaran keterbatasan)…lengkap sudah. Saul pada waktu walaupun ia raja tetapi pada waktu itu ia dalam kondisi terpenjara oleh pikirannya. Ia menjadi tawanan ketakutan, kegentaran, kekuatiran. Nah kalau tuannya saja pribadi yang dilumpukan oleh ketakutan, apalagi orang Israel. Bangsa Israel diberi identitas lebih lemah dari yang lemah, dan lebih gawatnya mereka menghidupinya alias meng-aminkannya (mereka ketakutan ketika mendengar suaranya…..baru suara…!!!).

Berbeda dengan Daud…ia menolak pemebrianidentitas itu, ia mengembangkan roh yang berlawanan…KINGDOM MENTALITY- Boldness. Ia memiliki pola pikir kerajaan. Melihat dirinya sebagaimana Allah melihat.

Pada waktu tantangan itu terdengar oleh Daud, spontan ia berkata siapakah dia yang berani menantang Pasukan Allah yang Hidup. Kombinasi 4 kata (pasukan Allah yang Hidup) merupakan ungkapan KINGDOM MENTALITY yang harus kita miliki dan kembangkan. Mari kita digging deeper frase itu..

(Army) Pasukan Vs Hamba

Sangat jauh perbedaan antara keduanya ini, kalau kita memandang dalam konteks dunia yang sekarang kita hidup, fenomena perbandinganini sangatlah kontras. Dunia yang mereka geluti saja berbeda, apalagi berbicara mentalitasnya…..waduh berat…. By the way, Hamba merupakan gambaran masa lalu bangsa Israel, Pasukan adalah gambaran masa depan bangsa Israel. Dalam kehidupan ini kita harus memustuskan apakah mau tinggal dalam masa lalu atau bergerak maju setuju dengan rencana Allah di depan.

Allah (Raja Semesta) Vs Manusia (Raja Saul)

Persamaannya adalah sama-sama raja, penguasa. Yang membedakan adalah daerah kekuasaannya (domainnya) dan Sumber otoritarnya. Saul hanya sebatas wilayah Israel, sedangkan Allah Seluruh Semesta (Surga dan Bumi), Saul mendapat otoritas dari seseorang yang orotitasnya terbatas, berbeda JAUH dengan Allah DIALAH SUMBER OTORITAS, dan UNLIMITED.

Seringkali ketidak-punyaan materi, kuasa, kekuatan, kepandaian/kelebihan (outer/inner) bukanlah sebuah Alasan bagi kita untuk menyerah kepada keadaan (be A VICTIM)……STAND FIRM……..WE ARE (YOU and I/anda (yg sedang membaca tulisan ini) dan saya, Awakmu karo awakku…THE SON of LIVING GOD…..

Ungkapan perbandingan Allah dan manusia sendiripun merupakan kontras yang SANGAT..SANGAT….SANGAT JUUUUUAAAAAAAAAAAAAUUUUHHHHHHHHHHHHHHHsekali perbandingannya (uncompareable). Kedaulatnnya di dasarkan oleh Pribadinya (Omni-potence, science, presence), HE is a CREATOR, menciptakan dari tidak ada menjadi ada, seluruh hukum yng mengatur alam semesta (termasuk bumi) ada dalam kendalinya….wah dahsat bangetz…eh..belon lengkap..nieh..

Yang terakhir adalah….

YANG HIDUP…

Allah kita bukan Allah yang mati. Mati di sini mempunyai dua artian. Memang betul-betul mati (fisik/ presence), atau ada orangnya tetapi IMPOTENCE. Seperti Saul. Walaupun raja (punya otoritas) MASIH HIDUP…..tetapi IMPOTENCE…….sami mawon alis sama aja…berbeda dengan Allah kita, bukan saja memiliki (bahkan dialah SUMBER) Kuasa, Kasih, Hikmat yang luar biasa (umlimited)……DIA IMMANUEL…….HIDUP SELALU BERSAMA DENGAN KITA……..KuasaNya tersedia untuk menolong kita, …..KasihNya menggerakkan tangganNya mengulurkan pertolongan kepada kita….HimatNya….membuat kita kagum akan KREATIVITAS TAK TERBATAS DARI SANG MAESTRO…….apapun makanannya…..WITH GOD,….IMPOSIBLE IS NOTHING

KOMPLIT……..PASUKAN ALLAH YANG HIDUP.

Pada waktu Goliath menantang bangsa Israel, tantangan itu diresponi oleh bangsa Israel (apa yang kita bisa lakukan…bersumber pada kekuatan mereka) berbeda oleh Daud (apa yang bisa Allah lakukan…bersumber pada kemampuan Allah). Kingdom mentality seperti Daud membuka pintu berkat (Yer. 17), berbeda dengan bangsa Israel, ia sedang deal dgn Kutuk….kita pilih mana kutuk atau berkat….?

Kalo berkat, mulailah mengembangkan POLA PIKIR KERAJAAN.

Daud meresponi goliath dengan KINGDOM MENTALITY (apa yang Allah punya)

Bersambung

Give thanks to The Lord


Rumput di halaman tetangga selalu lebih hijau. “Pepatah ini hendak menggambarkan kecenderungan orang untuk melihat apa yang tidak dimiliki dalam hidupnya. Ada orang yang beranggapan bahwa hidup orang lain lebih menyenangkan. Akibatnya, orang itu tidak dapat bersyukur dengan hidupnya sendiri. Sikap demikian sebenarnya justru memicu ketidakbahagiaan.

Dalam bukunya, “Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia”. Dale Carnegie mengatakan, “Kecenderungan untuk jarang melihat apa yang kita miliki, tetapi selalu ingat pada apa yang tikan kita punyai, merupakan tragedi terbesar di dunia ini. Bisa jadi hal ini telah lebih banyak menimbulkan kemalangan dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh semua perang dan penyakit dalam sejarah”.

Yeremia, penulis Kitab Ratapan, menunjukkan teladan yang indah. Berbagai kejadia buruk menimpa hidupnya, sampai-samapi ia sempat berpikir: sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan haraoanku kepada Tuhan” (Yer.3:18). Namun, ia tidak membiarkan dir terjebak dalamkondisi itu. sebaliknya, ia memusatkan perhatian pada rahmat dan kesetiaan Tuhan. “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan……Tak berkesudahan kasih setia Tuhan….selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Yer.3:21-23).

Hidup memiliki begitu banyak hal yang dapat kita syukuri; udara yang kita hirup dengan nyaman, tawa dan tangisan anak-anak kita, makanan dan minuman yang bisa kita nikmati, dan sebagainya. Mari kita perhatikan hal-hal ini. Mari kita pusatkan perhatian kepada kesetiaan Allah yang takpetnah habis, dan mari kita bersyukur!

Selamat menikmati Firman

Tinta


Suatu kali aku lagi ngetik ngunakan laptopku. Tanpa sengaja, jariku yang terkena tinta bolpoint menyentuh touchpad (berfungsi layaknya mouse di laptop), alhasil bekas tinta itu menempel di touchpad lapotopku. Dengan berupaya Tanya sana sini untuk menghilangkan bekas noda yang ditinggalkan. Dengan menggunakn cairan kimia yang direkomendasikan saya mulai semangat menggosoknya…ternyata bekas tinta itu hilang tetapi…ada sedikit “luka” yang ditinggalkan pada scene touchpad. Aku sedikit kecewa dengan hasil cairan kimia itu, tetapi lewat hal tersebut Roh Kudus memberikan hikmat….hukum itulah yang terjadi pada waktu kita berbuat dosa. Pada waktu kita berbuat dosa dan mengakuinya, Alkitab berkata bahwa segala dosa kita diampuni, itu benar. Tetapi konsekwensi dari dosa itu tetap berlaku atas kita (hal ini bukan berbicara mengenai kekekalan). Sama seperti Daud, dosanya diampuni oleh Tuhan, tetapi ia tetap harus kehilangan anaknya. Kita hidup dalam satu hukum yang pasti yaitu hukum tabur tuai. Apa yang kita tabur pastilah kita tuai. Tetapi perbedaannya apabila kita sudah sudah mengaku dosa (rekonsiliasi dengan Bapa), walaupun kita memasuki padang gurun (konsekuensi dari perbuatan kita), penyertaan Allah sempurna atas kita.

Siapakah Aku ?


Seorang ahli Biologi dari Hongkong pernah meniliti tubuh manusia dan mengatakan bahwa dalam diri seorang manusia terdapat berbagai unsure bahan kimia seperti lemak, zat besi, fosfor, kapur, air, dengan jumlah yang nilainya dalam rupiah kira-kira sebesar data berikut:

- Lemak, yang hanya dapat dibuat sebatang lilin = Rp. 500,00

- Zat Besi, yang hanya dapat dibuat 1 ons paku = Rp. 300,00

- Fosfor, yang hanya dapat dibuat sekotak korek api = Rp. 500,00

- Kapur, yang hanya untuk melabur sebuah kandang anjing = Rp. 1000,00

- Air, yang dapat diperoleh secara gratis = Rp. 0,00

Jika perhitungan ini benar, maka nilai seorang manusia hanya sekitar Rp. 2.300,00. wah, betapa murahnya!. Apalagi kita mengingat fakta bahwa manusia diciptakan dari debu dan tanah, maka semakin dihitung sebenarnya kita - manusia ini – makin tidak ada harganya. Berdasarkan kebenaran tersebut, maka kita pasti akan terheran-heran melihat betapa indahnya karya dan berkat Allah bagi kita. Dan seperti raja Daud, kita juga akan menanyakan hal yang sama kepadaNya: “ Tuhan, siapakah kami manusia ini, sehingga Engkau membuat kami segambar denganMu – Memberi kami nafas hidup, memperhatikan, bahkan mengindahkan kami (Mzm. 8:5,6)

Biarlah kita yang tidak berharga, tetapi telah dibuat Tuhan menjadi SANGAT berharga, makin memuliakn Tuhan saja dari hari ke sehari. Tidak lupa diri, tidak banyak menuntut Tuhan, sebaliknya lebih banyak bersyukur. Jikalau bukan Tuhan, kita ini tidak ada apa-apanya dan bukanlah siapa-siapa.

Dikasihi Tuhan, itu sudah berkat yang luar biasa.

Selamat menikmati Firman

Kingdom Culture


Sepasang suami istri menjalani hidup sehat, antara lain dengan melakukan diet ketat, nyaris vegetarian. Alkisah, mereka mencapai umur panjang dan meninggal bersama-sama dalam usia lanjut. Di Surga, mereka di undang ke perjamuan yang mewah. Aneka hidangan, yang dulu tak berani mereka sentuh saat masih di bumi, tersaji secara melimpah. Ternyata di Sorga Mereka tidak perlu berpantang . mendengar penjelasan itu, sang suami marah dengan istrinya, “Kalau kamu tidak memaksa aku makan sereal hambar itu, mungkin dua puluh tahun lalu aku sudah samapai disini, tahu enggak?

Pernah membayangkan surga seperti cerita di atas? Kita membayangkan surga sebagai tempat untuk “melampiaskan” keinginan yang kita kekang selama di Bumi. Namun, jika kita berfokus pada keinginan diri, itu berarti kita sedang membayangkan Surga yang lain dari yang diulurkan Kristus

Kerajaan Surga disebut juga Kerajaan Allah, bukan Kerajaan “aku”. Surga berpusat kepada Allah sebagai Raja, sang pemegang kedaulatan tertinggi (Why. 4:8-11). Surga bukan tempat pelampiasan diri, melainkan tempat kehendak Allah digenapi. Di Surga kita dapat melakukan sepuasnya bukan apa yang kita inggini, melainkan apa yang semestinya kita lakukan sebagai anak Allah. Dan, justru dengan mematuhi kehendak Allah itulah kita dipuaskan.

Hebatnya, hidup dengan cara surgawi bisa kta mulai saat ini. Yakni dengan belajar hidup tidak egois atau sekehendak hati. Sebaliknya, kita belajar untuk selalu mempertimbangkan masak-masak; apakah sikap, ucapan, dan tindakan kita selaras dengan kehendak Allah

Satu hal yang perlu kita inggat “ Kerajaan Surga adalah Kerajaan Allah, bukan Kerajaan Aku”.

Selamat menikmati Firman