Rabu, 08 April 2009

Kingdom mentality – Boldness part 2

Siapa suka menggemakan lidah akan memakan buahnya. Dalam kerajaan Allah, kita mendapatkan kebenaran bahwa perkataan anak-anak Raja membawa dampak. Hal inilah yang disadari oleh Daud. Pada jaman kerajaan-kerajaan dahulu, titah raja yang dibacakan oleh seseorang memiliki kualitas yang sama dengan suara raja secara langsung. Apabila kita aplikasikan dalam kehidupan kita, apabila kehidupan dan perkataan kita selaras dengan Firman, maka baik hidup maupun perkataan kita sangatlah berkuasa. Dia tahu memiliki otoritas yang diberikan dari atas atas dasar perjanjian Allah (bangsa filistin/Kanaan menjadi hamba).

Mari saya perjelas keadaannya. Bangsa Israel memilih untuk menjadi hamba ketakutan, bukan karena Goliat, tetapi oleh karena keputusan mereka sendiri. Bahkan pikiran + perkataan mereka diwarnai dengan suasana ketakutan. “bangsa musuh akan mengalahkan kita, goliath akan membunuh kita, kita akan menjadi hamba mereka”. Mereka memberikan kepemimpinan hidup mereka kepada situasi. BRO” en SIST…jangan sekali-kali serahkan kemudi anda kepada situasi….serahkan kepada Yesus…kepada KEBENARAN.

Kerapkali situasi/masalah/tantangan yang memprediksikan masa depan kita….wah..bakalan hancur nieh, gawat nieh,…dll

Ketakutan, kekuatiran, kecemasan, adalah PENASEHAT yg paling buruk untuk kita ajak bertukar pikiran tentang masa depan.

Daud mengembangkan roh yang berbeda (opposite spirit). Bukan situasi yang mempredisikan masa depannya, tetapi dia yang memprediksikan masa depan dari tantangan itu.

Ia berkata “ dan orang filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama dengan salah satu binatang itu…”

Dibalik keberanian perkataannya ini, termuat kebenaran tentang nilai-nilai kerajaan.

Nilai kerajaan yang pertama adalah tentang perjanjian.

Sepanjang perjalanan tokoh-tokoh alkitab, kehidupan mereka tidak terlepas dari sebuah perjanjian. Baik mereka sendiri dengan Allah, atau bapa leluhur mereka dengan Allah. Lewat perjanjian itu mereka menyandarkan masa depan mereka. Perjanjian itu yang menjadi sumber kekuatan mereka untuk melangkah maju. Mereka yakini selama mereka hidup di bawah perjanjian, maka mereka menikmati segala sesuatu yang baik bagi kehidupan mereka. Perjanjian ini bukanlah antara manusia dengan manusia, tetapi antara Allah dengan manusia. Allah yang mengikatkan diri dengan manusia lewat sebuah perjanjian. Allah yang berinisiatif, bukan kita. Kekuatan perjanjian itu berdasarkan essensi Allah. Tidak ada yang dapat membatalkan perjanjian itu.

Daud lewat perkataannya, mengingatkat kepada bangsa Israel, bahwa mereka hidup oleh karena Janji Allah (dari mesir sampai sekarang), lewat perjanjian itu mereka melihat pembelaan, tindakan adikodrati yang menolong menyelamatkan mereka.

Ia melihat goliath adalah orang tidak bersunat (tanda sunat adalah tanda perjanjian). Ia sedang berkata bahwa goliath lemah, ia adalah orang diluar perjanjian.

Nilai kerajaan yang kedua adalah mengenai DOMINION

Allah menciptakan manusia dengan sebuah dominion. Salah satu dominionnya adalah atas kerajaan binatang. Manusia berkuasa (otoritas yang diberikan Allah) atas binatang, bukan sebaliknya. Binatang lebih rendah derajatnya bila dibandingkan dengan manusia. Daud menyamakan goliath dengan binatang. Secara tidak langsung Daud berkata bahwa goliath ada dibawah kakinya.

Kombinasi dua prisip diatas menciptakan perkataan iman. Daud mempredisikan masa depan/tujuan dari tantangan yang dia hadapi. Dia menjadi STORM RIDER.

Goliath bukanlah alat yang membawa kita kepada kematian, malah sebaliknya dengan kuasa Allah, dia akanmembewa kita kepada kemualiaan rencana Allah

Selamat menikmati firman

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar