Kamis, 02 April 2009

Kingdom Culture


Sepasang suami istri menjalani hidup sehat, antara lain dengan melakukan diet ketat, nyaris vegetarian. Alkisah, mereka mencapai umur panjang dan meninggal bersama-sama dalam usia lanjut. Di Surga, mereka di undang ke perjamuan yang mewah. Aneka hidangan, yang dulu tak berani mereka sentuh saat masih di bumi, tersaji secara melimpah. Ternyata di Sorga Mereka tidak perlu berpantang . mendengar penjelasan itu, sang suami marah dengan istrinya, “Kalau kamu tidak memaksa aku makan sereal hambar itu, mungkin dua puluh tahun lalu aku sudah samapai disini, tahu enggak?

Pernah membayangkan surga seperti cerita di atas? Kita membayangkan surga sebagai tempat untuk “melampiaskan” keinginan yang kita kekang selama di Bumi. Namun, jika kita berfokus pada keinginan diri, itu berarti kita sedang membayangkan Surga yang lain dari yang diulurkan Kristus

Kerajaan Surga disebut juga Kerajaan Allah, bukan Kerajaan “aku”. Surga berpusat kepada Allah sebagai Raja, sang pemegang kedaulatan tertinggi (Why. 4:8-11). Surga bukan tempat pelampiasan diri, melainkan tempat kehendak Allah digenapi. Di Surga kita dapat melakukan sepuasnya bukan apa yang kita inggini, melainkan apa yang semestinya kita lakukan sebagai anak Allah. Dan, justru dengan mematuhi kehendak Allah itulah kita dipuaskan.

Hebatnya, hidup dengan cara surgawi bisa kta mulai saat ini. Yakni dengan belajar hidup tidak egois atau sekehendak hati. Sebaliknya, kita belajar untuk selalu mempertimbangkan masak-masak; apakah sikap, ucapan, dan tindakan kita selaras dengan kehendak Allah

Satu hal yang perlu kita inggat “ Kerajaan Surga adalah Kerajaan Allah, bukan Kerajaan Aku”.

Selamat menikmati Firman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar