Senin, 23 Februari 2009

Si Tanah Liat

Suatu kali aku diajak ke tempat seorang pembuat tembikar, si sana aku melihat bahan dasar tembikar itu adalah tanah liat. Dia mengambil segumpal tanah liat lalu membentuknya, setelah membentuknya dia lalu membakarnya dan menjemurnya….ups panjang bengetz….setelah selesai, dia mengamat-amati hasil karyanya…kalau ia dapati kurang sempurna, maka dia memecahkannya dan “mendaur ulang” tembikar itu (melewati proses yg sama), tetapi kalau kedapatan sempurna, maka tembikar itu memasuki finishing touch. Dan di pajang di etalase en dibandrol (diberi harga)atau di tempatkan ruang tamunya yang digunakan sebagai hiasan, sesuatu yang dibanggakan atau dipamerkan kepada tamu-tamunya.
Upz….si tanah liat yang dulunya tidak dipandang (karena kurang berharga), selalu diinjak-injak orang, dan tempatnya selalu di luar rumah berubah STATUS SOSIALnya, berubah DIGNITY(gambar diri)-lower became higher- dan DESTINY -outsider became lander possession-(tujuan hidupnya)nya
Tetapi kesemunya itu ter-upgrade oleh sebuah proses, dan itu bukan satu kali proses, tetapi SERENTETAN PROSES….serentetan masa-masa sukar, serentetan masa-masa tidak menyenangkan dalam kehidupan kita.
Kita melihat kisah Yusus (kej. 39), ia mengalami serentetan masa sukar, tetapi ia memberikan respon yang benar terhadap masa sukar (proses situ), ia tidak lari, bahkan ia menyebutnya sebagai tangan kasih Allah menuntunnya masuk dalam kemuliaanNya (rencana dan kehendakNya)
Serentetan peristiwa apa yang sedang mengganggu perjalanan kehidupan kita…?
Mari singkapi hal itu dengan benar, miliki kapasitas hati yang besar untuk mau di Up-grade oleh Tuhan.
Sampai genap waktunya, maka kita akan melihat bahwa kesemuanya itu mendatangkan KEUNTUNGAN bagi kita.
Selamat menikmati Firman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar